Penulis : Erlin Natawiria
Editor : Nico Rosady & Jia Effendy
Proofreader : Patresia Kirnandita
Desain sampul : Jeffri Fernando
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 978-979-780-671-2
284 Halaman, cetakan I Desember 2013
Blurb :
Pembaca tersayang,
Langkahkan kakimu ke kota sang dewi kebijaksanaan, Athena. Dari penulis debut Gagasmedia, Erlin Natawiria, kita akan mengikuti Widha mewujudkan impian masa kecilnya serta mendiang kakaknya yang kembar.
Satu insiden kecil di losmen mempertemukan Widha dengan Nathan. Mereka menjadi rekan seperjalanan; menyusuri Agora, Plaka, lalu ikut larut dalam keriaan sepasang pengantin baru di Rafina. Rasa bertumbuh seiring kaki-kaki mereka melangkah, dan binar tepercik setiap kali keduanya berserobok pandang.
Namun, di sebuah kios buku kuno di Monastiraki, Widha melihat hantu masa lalunya. Seseorang yang tidak seharusnya hadir di kota impiannya. Sosok yang gagal dia lupakan.
Setiap tempat punya cerita,
Di antara puing-puing kuil Parthenon, ada reruntuhan hati yang siap dibangun kembali.
Salam,
Editor
Pemikiran saya tentang buku ini :
Widha memutuskan terbang ke Athena bukan hanya untuk mewujudkan impian masa kecil dan mendiang kakak kembarnya tapi juga karena bagian masa lalunya berada disana. Sosok hantu yang pernah menjadi orang terdekat sebelum menghilang dari hidupnya. Hantu itu adalah Wafi Raindra Dinesha.
Di penginapan Widha bertemu dengan Nathan yang berasal dari Perth dan ternyata seorang guru B. Indonesia. Pertemuan mereka diawali dengan insiden kecil yang membuat saya berulang kali membuka pintu rumah untuk mempraktekan apa yang dilakukan Nathan (entah pintu kami yang berbeda, abaikan). Widha dan Nathan langsung akrab. Mereka juga memutuskan menjadi partner traveling untuk menjelajah Athena dan tempat-tempat lainnya dengan syarat Widha akan mengajarkan Nathan memasak.
Selanjutnya bisa ditebak, Widha menghabiskan hari-hari nya bersama Nathan dan mulai merasa nyaman dengan kebersaman mereka hingga akhirnya Widha kembali bertemu dengan Wafi, sosok hantu yang selama ini terus membayanginya dan tanpa disadari ada benang merah yang terajut dalam hubungan mereka.
![]() |
source here |
Membaca Athena sukses membuat saya mupeng kesana. Saya juga ingin seperti Widha, menyusuri Monastiraki, menjelajah Agora, mengelilingi Syntagma, menelusuri Plaka, menikmati Rafina dan lautnya dan tentu saja mengunjungi Akropolis. Mitologi-mitologi yang diceritakan Erlin membuat saya semakin takjub dan karena inilah saya menyukai Athena. Saya juga berharap bertemu dengan travelmate seperti Nathan dan ini mungkin saja tingkat realisasinya sangat kecil atau mungkin saja bisa menjadi suatu kebetulan. Kebetulan-kebetulan inilah yang mengurangi keasikan saya membaca, saya sedikit merasa agak aneh dengan proses pertemuan Widha dengan Nathan. Selain itu saya agak kurang ngeh dengan interaksi antara Widha dan Wafi diawal-awal cerita hingga saya bolak-balik membacanya. Menurut saya ada sedikit flashback atau keterangan cerita yang dibuat Erlin dengan sms-sms Widha dan Wafi tapi tidak ada keterangan waktunya (atau sayanya yang salah nangkap atau saya yang lagi lemot) tapi ketidakmengertian itu tidak bertahan lama karena saya kembali larut dengan petualangan Widha dan Nathan.
Tentang Tokohnya...
Absolutely, saya menyukai Nathan. Nathan digambarkan cukup manusiawi dan tidak berlebihan. Disamping sifatnya yang agak sensitif jika berkaitan dengan hal pribadi, Nathan seorang teman yang baik dan tentu saja cakep. Widha sangat beruntung memiliki travelmate seperti Nathan, jalan-jalan ditempat yang sangat eksotis ditemani seseorang yang mirip dengan Jake Gylenhall (aku juga mau kaka). Hanya saja saya agak aneh dengan Widha yang mau bersusah payah masak sendiri, hal yang sangat jarang saya lakukan jika sedang traveling (saya sampai gugling mencari tempat penginapan di Yunani yang menyediakan dapur yang ternyata memang ada, tapi kalau saya diposisi Widha, tentu saja saya tidak akan repot-repot masak sendiri, lah ini kok malah curhat).
Endingnya...?
Ada disaat mendekati ending saya agak sedikit merasa kecewa karena Athena memakai adegan klise untuk penyelesaian konfliknya dan saya agak kurang sreg dengan kebetulan yang dialami Nathan di Monastiraki~terlalu sering terjadi tapi secara keseluruhan saya menyukai endingnya.
Quotes
Athena memiliki banyak kalimat yang membuat saya sangat menyukainya, diantaranya :
"The past is only the future with the lights on..." ~ halaman 92
"Aku juga nggak suka sejarah, sih. But, when it comes to your favorite places..." ~ halaman 157
"Gue, sih, percaya bahwa tokoh protagonis pun bisa berubah menjadi antagonis, atau sebaliknya. Tergantung situasi yang mereka hadapi dan adanya peluang yang cukup besar." ~ halaman 174
"Hei, cinta itu kayak rinai hujan. Jatuh tanpa melihat-lihat siapa yang akan tertimpa. Jatuh tanpa memperhatikan secepat apa mereka sampai ke bawah. Tahu-tahu, kamu merasa basah. Tahu-tahu, kamu merasakan desiran-desiran itu lagi." ~ halaman 218
"Sebelum kamu melakukan sebuah tindakan bodoh, aku peringatkan jangan berlutut dan merendahkan diri kamu sebagai wanita." ~ halaman 259
"Everyone grows up. Everyone learns. Everyone wants to be a better person." ~ halaman 257
"Aku baru tahu kalo posisi tali ini mempunyai makna yang sangat filosofis. Tali di posisi kiri menggambarkan tahun-tahun kita sebagai mahasiswa. Saat kita lebih sering menggunakan otak kiri. Setelah menjadi sarjana, kita diharapkan menggunakan otak kanan lebih sering. Karena, saat terjun ke masyarakat, ilmu yang kita timba semasa kuliah harus dipakai optimal." ~ halaman 279(membuat saya ingin cepat-cepat selesai kuliah)
"Save the best for the last" ~ halaman 59 (ini favoritku)
Postingan ini diikutkan dalam :
~ Indonesian Romance Reading Challenge 2014
~ New Authors Reading Challenge 2014
sama, jadi mupeng ke Yunani abis baca ini.
BalasHapusSetuju juga soal kebetulannya. Terlalu banyak kebetulan di novel ini :\
iya tapi untungnya cara berceritanya lumayan rapi menurutku.. ;)
Hapuswah, ngasih rating bagus nih, rata2 pada dua bintang, semoga nggak mengecewakan banget :)
BalasHapushehe.. soalnya aku suka banget sama athena dan novel ini bikin aku mupeng kesana, disamping banyaknya kebetulan yang terjadi :D
Hapusudah dikecewain sama Paris dan Roma, hampir ga pengen baca seri STPC lagi, tapi kayaknya perlu ngasih kesempatan ke Athena. semoga ga dikecewakan lagi soalnya ratingnya 4 ya? ^^;
BalasHapusmampir ke blog aku juga yaaa,
xoxo
www.alittlecupofsunshine.com
wah, aku malah suka sama paris :D
Hapus