Penulis : Angelia Caroline
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 979-780-661-8
346 halaman, cetakan ke 1, 2013
My Rating : 3/5
Pinjam dari Ertalin
Blurb :
Sudah sangat lama saya ingin membaca novel ini. Saya tertarik karena covernya yang bagus dan blurb nya yang agak sendu. Tapi saya selalu batal membeli dan ketika saya main-main ke blog nya Erta yang sedang mereview novel ini saya pun langsung minta pinjam, hihihi.
Awalnya saya menyukai Tears in Heaven. Alur dan cara penulis bercerita yang sangat rapi membuat saya sangat menikmatinya (dan dapat menunda kantuk saya, karena bacanya udah hampir tengah malam). Tetapi ada beberapa scene yang kurang sreg menurut saya. Misalnya, ketika Nathan yang memiliki kanker myeloid akut dan sedang menjalani proses kemoterapi masih bisa bermain basket selama 2 jam tanpa henti, menguras energi sampai batas maksimum (p. 321) ataukah sebagian penderita kanker memang bisa? saya memiliki sahabat, seorang penderita kanker dan juga melewati masa kemoterapi, tetapi kehidupannya tidak lagi sama. Dulu dia sangat suka bermain sepak bola dan setelah kanker menggerogotinya, membaca buku saja dia harus melalui usaha ekstra apalagi untuk berolahraga *maaf, saya malah curhat :( . Saya juga agak merasa penulis terlalu memaksakan sosok Kayla. Saya mulai merasa keanehan sosok Kayla di bab-bab terakhir (saya agak kurang menyukainya) dan orang-orang yang terpilih yang dapat melihat kemunculannya. Saya bertanya-tanya mengapa adiknya sendiri tidak dapat melihat Kayla?
Tania adalah tokoh favorit saya di sini. Saya suka dengan keputusannya tetap menjadi sahabat Nathan setelah Tania jujur dengan perasaannya dan Tania benar-benar menjadi sahabat yang dapat diandalkan.
"Somewhere, somehow, I believe there's somebody for everyone." (p. 317)
"Anthony, kadang kala semua hal memang tak berjalan sesuai harapan kita. Tapi, percayalah, aku tidak pernah menyesali apa yang pernah kita miliki. Aku yakin, Nathan juga begitu, kata Julia tulus." (p. 338)
Tema sakit memang bisa mengharukan. tapi bisa juga mengherankan dengan keanehan yang tadi disebutkan. Mungkin penulis nggak melakukan riset yang mendalam
BalasHapus