Penulis : Dyah Rinni
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 979-780-648-0
278 halaman, cetakan ke 1, 2013
My Rating : 5/5
Blurb :
Kata-kata bisa menyakitkan. Kata-kata bisa menghancurkan sahabat kita. Gosip, ejekan, panggilan nama jelek, pengucilan bisa mengirimkan sahabatmu ke palung derita yang paling dalam. Kita tidak pernah menyadarinya. Dan saat sadar, kita telah kehilangan sahabat kita dan berteman dengan penyesalan. (p.265)
Katrissa Satin merupakan siswi di Eglantine High School atau biasa di sebut Egan. Egan sendiri adalah sekolah elit di Jakarta yang memiliki status sosial dan tergantung dengan siapa mereka bergaul. Katrissa awalnya bagian dari siswi yang tidak populer, itik yang karena sesuatu hal berteman dengan salah satu angsa di Egan. Katrissa di tahun keduanya di Egan berubah menjadi salah satu siswi terpopuler berkat ajakan Aura menjadi cliquenya. Aura yang populer dan seperti matahari bagi Egan memberikan sedikit cahayanya bagi Katrissa. Menjadi cliquenya Aura dan Milani, Katrissa harus menajalani serangkaian tes kelayakan yang telah ditentukan seperti memetik bunga yang artinya mencuri sesuatu di salah satu toko atau mall, tidak bergaul dengan itik (Katrissa memutuskan persahabatannya dengan Sachita, kaum itik yang lain yang pernah menjadi sahabatnya), tidak berteman dengan geeks, termasuk Langit yang pernah menolong Katrissa. Semuanya Katrissa lakukan agar kehidupannya yang memalukan berubah walau kadang kala Katrissa tidak nyaman dengan kehidupannya sekarang.
Prisca, siswi baru di Egan mengingatkan Katrissa pada sahabat yang mengkhianatinya dulu. Prisca yang ramah dan ceria dengan cepat berbaur dengan Aura dan Milani membuatnya khawatir jika nantinya dengan kedatangan Prisca, Katrissa harus kembali menjadi itik. Tetapi kekhawatirannya tidak bertahan lama karena Aura merasa Prisca akan merebut Jonas darinya. Aura dan Milani melakukan hal-hal yang mereka anggap sebagai pelajaran kecil atas sikap Prisca. Prisca menghadapi bullyan Aura dan Milani yang sudah keterlaluan hingga Prisca memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Bagaimana dengan Katrissa? apakah dia hanya diam saja melihat perbuatan Aura dan Milani. Apalagi ketika Langit mengajaknya untuk ikut membantu kegiatan kampanye anti bullying yang mengingatkan Katrissa akan Aura dan Milani. Tapi Katrissa tidak berdaya melawan Aura untuk menolong Prisca atau dia akan menjadi target Aura selanjutnya.
source
"Bullying itu kayak gitu, Rissa. Dia ngancurin hidup siapa aja. Pelakunya. Korbannya. Orang-orang yang diam saja dan menyesal mengapa mereka tidak pernah melakukan sesuatu. Nggak ada yang diuntungkan." (Langit, p.184)
Membaca Unfriend You membuat saya mengingat kejadian yang menimpa saya di SMP dulu. Waktu itu saya kelas 2 dan didatangi oleh segerombolan kakak kelas yang tiba-tiba melabrak saya. Saya syok apalagi waktu itu saya merasa tidak kenal dengan mereka dan tidak melakukan apapun yang berhubungan dengan mereka. Saya bingung memikirkan kesalahan saya dan baru tau ketika tetangga saya yang sekelas dengan mereka memberi tau alasan mereka. Tidak terima dengan perlakuan mereka dan sadar saya sendirian karena teman-teman saya takut (kalaupun saya nantangin mereka saya pasti akan kalah) saya melaporkan kejadian tersebut ke Guru saya, waka kesiswaan. Dan besoknya, mereka dikumpulkan, saya tidak tahu lagi apa yang terjadi dengan mereka karena saat itu saya tidak berada di sekolah dan sejak saat itu saya tidak pernah bertemu lagi dengan mereka (dan sampai saat ini saya tidak berhasil mengingat mereka bahkan salah satu dari mereka).
Saya merasa kejadian yang menimpa saya hanya sepersekian kecil dari pembullyan. Ah, saya ingat sekali ketika reuni SMA, saya mungkin akan diberi sedikit pelajaran oleh mantan kakak kelas saya kaena komenan saya di grup facebook Alumni yang mereka kurang senangi, padahal saya hanya berpendapat. Tapi, hal itu tidak terjadi karena saya tidak merasa melakukan kesalahan dan saya cuek saja. *ini kok jadi malah curhat #maafkan saya
Pembullyan memang marak terjadi. Bully bukan hanya dengan perlakuan kasar tapi juga kata-kata yang menyakitkan, bahkan memberi julukan jelek saja sudah termasuk bullyan. Unfriend you membuat saya bergidik ngeri ketika anak sekolah yang seharusnya belajar, karena masalah sepele berani melakukan hal-hal yang diluar batas kewajaran yang mereka anggap sebagai sebuah bentuk pelajaran atau tindakan yang biasa. Saya awalnya penasaran dengan Aura, mengapa tindakannya yang begitu nekat membully siswa lain. Aura yang bermuka dua sehingga guru-guru susah menghentikan aksi bullyan karena siswa lain takut untuk buka mulut. Milani juga merupakan potret anak orang kaya yang dimanjakan harta sehingga membuatnya malas berfikir dan melakukan hal seenaknya. Tipikal anak yang mendapatkan apapun kemauannya dan merasa berkuasa sehingga tindakannya membully siswa lain adalah hal yang wajar. Ketika akhirnya saya tau mengapa Aura tega membully teman-temannya, saya merasa lebih kasihan kepada Aura. Keluarga dan Orang tua memang memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Katrissa juga beruntung memiliki Langit sebagai temannya yang mendukung Katrissa menghentikan aksi bullyan di Egan, walau Katrissa mengalami apa yang selama ini ditakutkannya. Teman memang sudah seharusnya saling mensupport.
Unfriend you memberikan saya pelajaran yang sangat berharga.
"Disetiap diri kita ada matahari. Cuma tiap orang sibuk ngeliatin matahari yang lain." (Langit, p.255)
Teman tidak saling melukai. Teman saling menghormati, mencintai, menghargai. Hentikan sebelum terlambat. Tidak ada yang berhak hidup dalam luka. Tidak juga kamu ataupun kita semua. (p.265)
Tema yang banyak diangkat novel remaja. Dan enggak pernah habis rasa menariknya. Saya masih belum dapat buku ini, hehe. Masih ketikung sama judul baru. Tapi Mbak, pernah di-bully dan sekarang tidak mengalami trauma kan? :(
BalasHapusBuku ini bagus bgt kalau menurutku, aku aja nyesal baru baca sekarang. Nggak sampe trauma kok, karena waktu aku tau sekolah udh ngambil tindakan aku gak mikirin masalah itu lagi dan nggak lama kakak kelasnya tamat sekolah. Ada untungnya juga aku nggak ingat sama wajah mereka.
Hapussetujuuu... tema Bullying selalu menarik diangkat menjadi novel. Tapi aku belum baca Ufriend You sih :D
Hapusayo dibaca kak eky.. aku aja nyesal nimbun buku ini terlalu lama :D
HapusKalau yang angkat tema bullying, barusan aku baca novel judulnya "Dark Memories" sih. http://kireinasekai.blogspot.com/2014/12/review-novel-dark-memories-stephie.html
BalasHapusYang ini juga kayaknya bagus ya :D
aku belum baca Dark Memories :D
Hapus"Disetiap diri kita ada matahari. Cuma tiap orang sibuk ngeliatin matahari yang lain." (Langit, p.255)
BalasHapusBagus quote nya mbak... Dan review nya keren ^^
Terima kasih dan salam kenal ya :)
HapusSaya udah baca novel ini :D Lumayan tersentuh dengan Dyah Rinni yang mencoba memperlihatkan sisi cerita bukan hanya dari protagonis-nya saja, tapi juga antagonis. Pelaku bully juga punya alasan kenapa dia jadi suka mem-bully :)
BalasHapusyup tapi bagaimanapun bully bukanlah sebuah tameng yang baik :)
Hapusni buku bagus ya Lis...sepertinya...hehehe
BalasHapus