Selasa, 16 Juni 2015

In a Blue Moon

Judul : IN A BLUE MOON
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-1462-4
320 halaman, cetakan ke I, 2015
My Rating : 5/5


Blurb :


“Apakah kau masih membenciku?”

“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”

Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.
Membaca In a Blue Moon mengingatkan saya pada suatu masa di SMA. Saya mempunyai teman (baru akhir-akhir ini saya mengakui dia sebagai teman) yang sangat hobi mengganggu saya, pada saat itu istilah bullying belum terlalu dikenal, yang saya tau setiap hari ada saja bahan ejeken yang dilontarkan kepada saya. Saya memang tidak diam saja diperlakukan seperti itu. Saya selalu membalas apa yang dikatakannya yang saat ini membuat saya sadar, mengapa orang-orang tidak berhenti mengejek temannya jika kita balas mengejek. Seringkali saya adu mulut dengannya hingga saya capek dan mencoret dia dari daftar pertemanan. Saya tidak pernah menganggap dia ada dan menghindari hal-hal yang berhubungan dengannya. Saya bersyukur ketika kelas dua, dia pindah sekolah dan saya tidak merasa kehilangan seperti teman-teman saya yang lain.

Saya heran dengan teman-teman saya yang menganggap dia sebagai pencair suasana dan entah hanya kepada saya candaannya melewati batas. Tapi kebahagiaan saya tidak berlangsung lama, karena dia masih berhubungan dengan teman-teman SMA saya dan ketika kami mengadakan reuni atau ngumpul dengan teman SMA, dia selalu hadir. Untunglah saat itu saya tidak kuliah disatu kota dengannya. Saya selalu menolak untuk bergabung jika dia juga hadir. Bukan apa-apa, saya hanya malas bertemu dan basa basi dengannya karena kenangan tersebut belum sepenuhnya hilang dari memori saya. Hingga suatu hari saya bertemu dengannya, lebih tepatnya terpaksa bertemu ketika saya mengunjungi teman saya beberapa bulan yang lalu. Saya hanya diam dan tidak menyapanya. Saya menganggap dia orang asing, mengabaikannya sampai dia bingung sendiri. Salah satu sahabat saya mengajak dia untuk ikut dalam agenda liburan singkat kami, walau saya masih kaku dengannya, tapi setelah liburan tersebut perlahan hubungan kami agak mencair, saya mulai memaafkan dia, saya tidak menolak lagi jika dia hadir di acara-acara kami. Dan memang seseorang (mungkin saja) bisa berubah.

Lalu hubungannya dengan In a Blue moon apa? *nyengir*

Memang tidak ada hubungannya sih, tapi saya memahami apa yang Sophie rasakan. Tidak mudah memang menyingkirkan suatu kenangan yang terlanjur melekat apalagi kenangan tersebut adalah hal buruk. Seperti saya yang jika bertemu dengannya semua hal yang dilakukannya dulu bermunculan kembali dan itu cukup mengganggu. Dan apa yang harus dilakukan jika orang yang ingin dihindari tersebut ditetapkan sebagai tunangan secara sepihak oleh (sahabat) kakek?. Tapi saya setuju dengan Sophie yang berusaha untuk memaafkan kesalahan yang telah dilakukan oleh Lucas Ford (calon) tunangannya itu, apalagi Lucas benar-benar membuktikan bahwa dia telah berubah dan memang telah berubah.


"Dengar, anak laki - laki yang dulu membuat hidupmu susah memang aku, kata Lucas sambil menatap Sophie lurus-lurus. Kemudian ia menunjuk ke arah gedung Jump Start dan melanjutkan,  "Tapi orang yang tadi kau lihat di dalam sana itu juga aku. Manusia bisa berubah, Sophie." (P. 79)


Saya menyukai hal-hal yang dilakukan Lucas untuk mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Saya ikut bahagia ketika Sophie secara perlahan mengubah pandangannya terhadap Lucas, saya ikut tersenyum ketika Sophie mulai mencoba untuk memaafkan Lucas. Dan saya menyukai Lucas dengan semua apa yang ada didirinya *ditoyor Sophie.

Saya lega novel ini tidak memiliki banyak drama yang bertele-tele seperti sinetron yang mempunyai ribuan episode dengan konflik tanpa henti. Saya senang bahwa dengan alur yang menurut saya hampir nyata ini mebuat saya percaya bahwa kebahagiaan bisa diraih oleh siapa saja. Walau diawal saya merasa hubungan mereka agak lambat tapi hal tersebut terbayar dengan ending yang cukup memuaskan bagi saya dan tentu saja karena LUCAS.

Quote Favorit :

 

"Aku membenci mu," sembur Sophie sekali lagi. Kekesalannya semakin besar dan ia tidak bisa mengendalikan mulutnya. "Tapi mereka semua menyukaimu. Kenapa mereka menyukaimu? Kenapa hanya aku yang membencimu? Apakah aku salah? Apakah kau sebenarnya tidak seburuk yang kuduga? Tiba- tiba saja aku merasa buruk karena menjadi satu- satunya orang yang membencimu. Kemudian aku harus mengingatkan diriku sendiri bahwa aku tidak salah. Aku punya alasan membencimu. Aku berhak membencimu. Aku membencimu atas apa yang pernah kaulakukan padaku dan aku membencimu karena membuatku meragukan diriku sendiri!" (P. 78)


-----------------------------------------------------------------------


Lucas menaiki satu anak tangga lagi dengan perlahan dan menatap mata Sophie lurus-lurus. "Aku akan mengatakan sesuatu kepadamu yang tidak pernah kukatakan kepada Miranda". Nada suara Lucas menimbulkan pengaruh aneh di dada Sophie. Ia brdehem untuk menutupi kecanggungannya." Baiklah."

"Aku menyukaimu." (P. 225)

-----------------------------------------------------------------------


"Dia ingin tahu seperti apa gadis yang dipilih kakekku sebagai menantunya."
"Astaga."
"Jadi bagaimana kalau kau mengirim fotomu ke ponselku sekarang?"
"Apa? Tidak!"
"Sudah kuduga kau akan mengatakan sesuatu seperti itu, jadi aku pun sudah memberikan jawaban yang memuaskan ibuku."
"Apa yang kau katakan padanya?"
"Bahwa kau hanya gadis biasa yang berpotongan tubuh kecil dan cukup manis kalau tidak sedang memberengut. Kau tidak tinggi semampai dan tidak memiliki tampang eksotis. Benar - benar biasa."
"Geez, terima kasih banyak. Aku senang sekali mende----"
"Kau memang tidak sempurna, tapi kau sempurna untukku."
"..."
(P. 230)


--ahhhh, meleleh adek banggggg. Kak Sophie carikan aku kayak bang Lucas kak, KW-an nya pun jadilah #kemudian hening

2 komentar:

  1. akhirnya keluar juga reviewnya ya *keprok- keprok*
    pantesan dirimu memberi rating 5/5, ternyata pernah punya kisah yang sama..hayoo..sekarang tinggal menemukan Lucasnya.. haha.. *kabooor sebelum dijitakin*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, jadi malu 😌 tapi, aku sama dia gak kayak Sophie - Lucas *jangan sampe, amit2 #eh cukup aku kembali berteman dengan dia *curcol 😂

      Hapus

Review Buku di purplebookish.com merupakan pendapat pribadi yang berdasarkan penilaian subjektif terhadap buku yang saya baca. Begitu pula dengan postingan non review yang juga bersifat opini pribadi.

Purplebookish.com tidak memaksakan pembaca untuk setuju dengan semua tulisan yang dipublish. Jika ada yang ingin disampaikan atau berpendapat lain sila menulis di kolom komentar dengan bahasa yang sopan :)

P.s Saya akan menghapus komentar yang tidak berkaitan dengan postingan blog dan spam.

Mohon untuk tidak menyadur/mengcopy sebagian atau seluruh isi blog tanpa ijin :)

Terima Kasih :)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...