Penulis : 45 Penulis GPU
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-0517-2
400 halaman, cetakan ke I, 2014
My Rating : 3/5
Blurb :
Ini adalah kali kedua saya membaca kumpulan cerpen. Kumcer pertama yang saya baca adalah Madrenya Dewi Lestari. Saya bukan penikmat kumcer, tapi saya membeli buku ini (dan menimbunnya terlalu lama) dengan ekspektasi tinggi. Saya juga tergiur dengan nama-nama penulis yang ikut menuliskan cerpen terpilih ini walau ada beberapa penulis yang bukunya belum pernah saya baca.
Judul setiap cerpen diurut berdasarkan abjad nama penulisnya. Cerpen milik Ahmad Tohari, SK Pensiun berada diurutan pertama dan The Pink Lotusnya Wiwien Wintarto menjadi cerpen penutup. Buku ini memiliki berbagai tema dengan beragam kisah. Perasaan saya saat menyelesaikan kumpulan cerpen ini juga beragam. Ada beberapa cerpen yang saya sukai, ada yang terkesan biasa saja, ada yang membuat saya bingung dan ada juga yang berakhir dengan pertanyaan karena saya kurang mengerti dengan cerpen tersebut #self toyor.
Dari 45 cerpen, yang menjadi favorit saya adalah :
1. SK Pensiun - Ahmad Tohari
Cerpen ini berkisah tentang Pak Kirom yang sudah tidak muda lagi menikah dengan Yu Jembar, janda dengan empat orang anak. Pernikahan tersebut menimbulkan berbagai celotehan dari para tetangga yang mengakibatkan Salsi, anak Pak Kirom masygul. Pak Kirom tidak peduli dengan celotehan tetangga dan anaknya yang keberatan dengan keputusannya. Pak Kirom tetap melangsungkan pernikahan keduanya walau setelah menikah tidak ada yang berubah dengan kebiasaannya, Pak Kirom juga tidak tidur di Rumah Yu Jembar. Setelah Pak Kirom meninggal, akhirnya Salsi mengerti mengapa ayahnya memutuskan untuk menikah lagi.
2. Muse - Ika Natassa
Bercerita tentang inspirasi seorang penulis. Saya menyukai bagaimana Ika Natassa menceritakan Raia Risjad, seorang penulis dan sang muse. Cerpen ini membuat saya berfikir, apakah ada istri/suami penulis keberatan dengan kisah yang ditulis atau dipublikasikan?
3. Bahagia Bersyarat - Okky Madasari
Saya menyukai tema novel ini. Saya rasa cerpen ini berhasil menggambarkan makna bahagia yang dipahami oleh sebagian besar orang. Bahagia itu adalah ijazah yang didapatkan, menikah dengan lelaki mapan, memiliki rumah dan hal-hal umum lainnya yang dianggap orang sebagai syarat untuk bahagia walau terkadang kita sendiri, sebagai yang menjalani hidup ragu dengan definisi kebahagian tersebut. Benarkah bahagia itu memiliki syarat?. Ah, saya menyukai ending cerpen ini.
4. Apalah Artinya Nama - Marga T
Bercerita tentang seorang penulis yang menggunakan nama pena untuk setiap buku yang diterbitkan. Dan ketika sang penulis memutuskan untuk menggunakan nama aslinya banyak hal yang terjadi. Ternyata nama bagi seorang penulis berarti banyak, membuat saya bertanya apakah cerpen ini based on true sory? #nyengir.
5. Persepsi - Maggie Tjoakin
Saya suka sekali dengan cerpen ini. Terkadang kita terlalu memikirkan persepsi orang lain terhadap diri kita sendiri. Kita yang memandang rendah atau bangga dengan diri sendiri juga bergantung pada sebuah persepsi. Persepsi seseorang akan menentukan bagaimana ia memandang dunia.
6. The Second Change - Syafrina Siregar
Cerpen ini mengingatkan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan kedua. Kesempatan kedua untuk kembali merasakan bahagia dan hidup ini tidak melulu tentang kesedihan, kalau badai pasti akan berlalu :).
Life begins at forty menggambarkan bahwa menikah beda usia bukanlah hal yang tabu. Nasihat nenek mengingatkan saya pada Insidious. Ada kengerian yang saya rasakan ketika membaca wanita terindah dan Asylum. Dari karma membuat saya belajar bahwa setiap perbuatan dan perkataan akan ada balasannya. Dua garis sangat tepat menggambarkan orang-orang yang selalu kepo dengan kehidupan orang lain.
Awalnya saya kira buku ini memuat kisah-kisah dari daerah yang ada di Indonesia. Tapi ternyata kisah yang ditulis hanya beberapa saja yang suasana indonesianya agak kental, yang lainnya seperti membaca Metropop versi cerpen (atau penafsiran saya yang salah). Saya juga tidak terlalu menyukai kaver yang digunakan :D.
Dari buku ini akhirnya saya dapat membaca tulisan Dewi Sekar lagi. Buku ini juga membuat saya ingin membaca karya-karya Ahmad Tohari dan Eka Kurniawan.
Judul setiap cerpen diurut berdasarkan abjad nama penulisnya. Cerpen milik Ahmad Tohari, SK Pensiun berada diurutan pertama dan The Pink Lotusnya Wiwien Wintarto menjadi cerpen penutup. Buku ini memiliki berbagai tema dengan beragam kisah. Perasaan saya saat menyelesaikan kumpulan cerpen ini juga beragam. Ada beberapa cerpen yang saya sukai, ada yang terkesan biasa saja, ada yang membuat saya bingung dan ada juga yang berakhir dengan pertanyaan karena saya kurang mengerti dengan cerpen tersebut #self toyor.
Dari 45 cerpen, yang menjadi favorit saya adalah :
1. SK Pensiun - Ahmad Tohari
Cerpen ini berkisah tentang Pak Kirom yang sudah tidak muda lagi menikah dengan Yu Jembar, janda dengan empat orang anak. Pernikahan tersebut menimbulkan berbagai celotehan dari para tetangga yang mengakibatkan Salsi, anak Pak Kirom masygul. Pak Kirom tidak peduli dengan celotehan tetangga dan anaknya yang keberatan dengan keputusannya. Pak Kirom tetap melangsungkan pernikahan keduanya walau setelah menikah tidak ada yang berubah dengan kebiasaannya, Pak Kirom juga tidak tidur di Rumah Yu Jembar. Setelah Pak Kirom meninggal, akhirnya Salsi mengerti mengapa ayahnya memutuskan untuk menikah lagi.
2. Muse - Ika Natassa
Bercerita tentang inspirasi seorang penulis. Saya menyukai bagaimana Ika Natassa menceritakan Raia Risjad, seorang penulis dan sang muse. Cerpen ini membuat saya berfikir, apakah ada istri/suami penulis keberatan dengan kisah yang ditulis atau dipublikasikan?
3. Bahagia Bersyarat - Okky Madasari
Saya menyukai tema novel ini. Saya rasa cerpen ini berhasil menggambarkan makna bahagia yang dipahami oleh sebagian besar orang. Bahagia itu adalah ijazah yang didapatkan, menikah dengan lelaki mapan, memiliki rumah dan hal-hal umum lainnya yang dianggap orang sebagai syarat untuk bahagia walau terkadang kita sendiri, sebagai yang menjalani hidup ragu dengan definisi kebahagian tersebut. Benarkah bahagia itu memiliki syarat?. Ah, saya menyukai ending cerpen ini.
4. Apalah Artinya Nama - Marga T
Bercerita tentang seorang penulis yang menggunakan nama pena untuk setiap buku yang diterbitkan. Dan ketika sang penulis memutuskan untuk menggunakan nama aslinya banyak hal yang terjadi. Ternyata nama bagi seorang penulis berarti banyak, membuat saya bertanya apakah cerpen ini based on true sory? #nyengir.
5. Persepsi - Maggie Tjoakin
Saya suka sekali dengan cerpen ini. Terkadang kita terlalu memikirkan persepsi orang lain terhadap diri kita sendiri. Kita yang memandang rendah atau bangga dengan diri sendiri juga bergantung pada sebuah persepsi. Persepsi seseorang akan menentukan bagaimana ia memandang dunia.
6. The Second Change - Syafrina Siregar
Cerpen ini mengingatkan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan kedua. Kesempatan kedua untuk kembali merasakan bahagia dan hidup ini tidak melulu tentang kesedihan, kalau badai pasti akan berlalu :).
Life begins at forty menggambarkan bahwa menikah beda usia bukanlah hal yang tabu. Nasihat nenek mengingatkan saya pada Insidious. Ada kengerian yang saya rasakan ketika membaca wanita terindah dan Asylum. Dari karma membuat saya belajar bahwa setiap perbuatan dan perkataan akan ada balasannya. Dua garis sangat tepat menggambarkan orang-orang yang selalu kepo dengan kehidupan orang lain.
Awalnya saya kira buku ini memuat kisah-kisah dari daerah yang ada di Indonesia. Tapi ternyata kisah yang ditulis hanya beberapa saja yang suasana indonesianya agak kental, yang lainnya seperti membaca Metropop versi cerpen (atau penafsiran saya yang salah). Saya juga tidak terlalu menyukai kaver yang digunakan :D.
Dari buku ini akhirnya saya dapat membaca tulisan Dewi Sekar lagi. Buku ini juga membuat saya ingin membaca karya-karya Ahmad Tohari dan Eka Kurniawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Review Buku di purplebookish.com merupakan pendapat pribadi yang berdasarkan penilaian subjektif terhadap buku yang saya baca. Begitu pula dengan postingan non review yang juga bersifat opini pribadi.
Purplebookish.com tidak memaksakan pembaca untuk setuju dengan semua tulisan yang dipublish. Jika ada yang ingin disampaikan atau berpendapat lain sila menulis di kolom komentar dengan bahasa yang sopan :)
P.s Saya akan menghapus komentar yang tidak berkaitan dengan postingan blog dan spam.
Mohon untuk tidak menyadur/mengcopy sebagian atau seluruh isi blog tanpa ijin :)
Terima Kasih :)