Penulis : Alexander Thian
Penerbit : Gagasmedia
ISBN : 979-780-830-0
338 halaman, cetakan ke I, 2015
My Rating : 2/5
Blurb :
Ini kisah tentang dua hati yang sama-sama merindukan kehangatan cinta. Tentang dua orang yang selalu berusaha mengartikan cinta, tetapi akhirnya mereka sadar bahwa cinta tak perlu diartikan.
Ririn dan Kenzo belajar dari rasa sakit, meskipun telah banyak kehilangan, mereka tetap memiliki harapan tentang cinta. Bahwa kita hanya perlu jatuh cinta untuk merasakan maknanya. Somewhere Only We Know juga mengisahkan tentang memaafkan masa lalu yang akan membawa kebahagiaan baru. Cinta itu selalu ada.
P.S ini adalah curhat colongan saya setelah membaca buku ini. Postingan ini mungkin saja akan terasa sangat panjang dan agak spoiler.
Seperti sinopsis yang ada di goodreads dan blurb, buku ini menceritakan tentang kakak adik untuk move on dan menemukan cinta yang baru. Ririn, sang kakak yang berusaha melupakan kenangan pahit cintanya, karena mantan terakhirnya berselingkuh. Ririn memutuskan untuk liburan dengan tujuan yang sama dengan blogger favoritnya, Silver Shadow yang sering mendongeng dengan cara yang tak biasa (bagi Ririn). Dongeng-dongeng Silver Shadow adalah terapi untuk hatinya Ririn, sehingga ketika sang blogger memutuskan pergi, Ririn mengikutinya dengan harapan dapat bertemu dengan blogger favoritnya. Sedangkan sang Adik, Kenzo yang berusaha kembali menata hatinya dengan melarikan diri ke Viet Nam bertemu dengan sosok yang menawarkan kembali sebuah cinta walau menurut Kenzo, hubungan mereka adalah hubungan semu karena Kenzo dan Hava, lelaki yang kembali mengisi hatinya tidak pernah muncul dihadapannya. Untuk kedua kalinya Kenzo kembali terluka dan kembali melarikan diri, pulang ke Surabaya dan tanpa sadar bayangan Hava tetap mengikuti.
Sebenarnya saya agak bingung harus bagaimana mereview buku ini #dikeplak. Saya tertarik dengan buku ini karena iming-iming postcard yang didapatkan ketika PO (karena ada foto milky way yang dijadikan bonus dan syukurnya saya mendapatkan foto tersebut). Yah, saya adalah followernya ko Alex dan saya sangat menyukai foto-foto yang ada di Instagram ko Alex. Dulu saya pernah berjanji pada diri saya sendiri, saya akan berhati-hati dengan buku selebtwit karena saya pernah trauma dengan buku selebtwit yang saya baca. Tapi untuk ko Alex adalah pengecualian. Twiter ko Alex tidak berisikan quote galau melulu, isi twitnya sangat interaktif dan terkadang saya juga suka membaca review singkat film ala ko Alex dan tips fotografi yang diberikan. Bagi saya untuk selebtwit yang followernya banyak (dan loyal) ko Alex tidak pelit berbagi ilmu.
Somewhere only we know adalah buku fiksi pertama ko Alex. Sebelumnya ko Alex telah menerbitkan buku non fiksi yang ditulis berdasarkan pengalamannya. Dari berbagai review yang saya baca, buku tersebut termasuk buku yang banyak disukai dan jujur ketika akan membaca buku SWOK ini saya memiliki ekspektasi yang sangat tinggi. Dan setelah membaca, bukan salah buku ini yang tidak melampaui ekspektasi saya, mungkin buku ini tidak termasuk dalam cangkir teh saya.
Ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan saya ketika membaca buku ini, beberapa diantaranya adalah :
1. Kepengin atau kepingin?. Awalnya saya merasa kalau kata kepengin yang digunakan adalah typo. Tapi beberapa kali kata ini terus muncul (dan agak ganggu) yang membuat saya memikirkan apakah kepengin itu memang merupakan kata baku sampai saya penasaran dan mengeceknya di KBBI online
Ririn dan Kenzo belajar dari rasa sakit, meskipun telah banyak kehilangan, mereka tetap memiliki harapan tentang cinta. Bahwa kita hanya perlu jatuh cinta untuk merasakan maknanya. Somewhere Only We Know juga mengisahkan tentang memaafkan masa lalu yang akan membawa kebahagiaan baru. Cinta itu selalu ada.
P.S ini adalah curhat colongan saya setelah membaca buku ini. Postingan ini mungkin saja akan terasa sangat panjang dan agak spoiler.
Seperti sinopsis yang ada di goodreads dan blurb, buku ini menceritakan tentang kakak adik untuk move on dan menemukan cinta yang baru. Ririn, sang kakak yang berusaha melupakan kenangan pahit cintanya, karena mantan terakhirnya berselingkuh. Ririn memutuskan untuk liburan dengan tujuan yang sama dengan blogger favoritnya, Silver Shadow yang sering mendongeng dengan cara yang tak biasa (bagi Ririn). Dongeng-dongeng Silver Shadow adalah terapi untuk hatinya Ririn, sehingga ketika sang blogger memutuskan pergi, Ririn mengikutinya dengan harapan dapat bertemu dengan blogger favoritnya. Sedangkan sang Adik, Kenzo yang berusaha kembali menata hatinya dengan melarikan diri ke Viet Nam bertemu dengan sosok yang menawarkan kembali sebuah cinta walau menurut Kenzo, hubungan mereka adalah hubungan semu karena Kenzo dan Hava, lelaki yang kembali mengisi hatinya tidak pernah muncul dihadapannya. Untuk kedua kalinya Kenzo kembali terluka dan kembali melarikan diri, pulang ke Surabaya dan tanpa sadar bayangan Hava tetap mengikuti.
Sebenarnya saya agak bingung harus bagaimana mereview buku ini #dikeplak. Saya tertarik dengan buku ini karena iming-iming postcard yang didapatkan ketika PO (karena ada foto milky way yang dijadikan bonus dan syukurnya saya mendapatkan foto tersebut). Yah, saya adalah followernya ko Alex dan saya sangat menyukai foto-foto yang ada di Instagram ko Alex. Dulu saya pernah berjanji pada diri saya sendiri, saya akan berhati-hati dengan buku selebtwit karena saya pernah trauma dengan buku selebtwit yang saya baca. Tapi untuk ko Alex adalah pengecualian. Twiter ko Alex tidak berisikan quote galau melulu, isi twitnya sangat interaktif dan terkadang saya juga suka membaca review singkat film ala ko Alex dan tips fotografi yang diberikan. Bagi saya untuk selebtwit yang followernya banyak (dan loyal) ko Alex tidak pelit berbagi ilmu.
Somewhere only we know adalah buku fiksi pertama ko Alex. Sebelumnya ko Alex telah menerbitkan buku non fiksi yang ditulis berdasarkan pengalamannya. Dari berbagai review yang saya baca, buku tersebut termasuk buku yang banyak disukai dan jujur ketika akan membaca buku SWOK ini saya memiliki ekspektasi yang sangat tinggi. Dan setelah membaca, bukan salah buku ini yang tidak melampaui ekspektasi saya, mungkin buku ini tidak termasuk dalam cangkir teh saya.
Ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan saya ketika membaca buku ini, beberapa diantaranya adalah :
1. Kepengin atau kepingin?. Awalnya saya merasa kalau kata kepengin yang digunakan adalah typo. Tapi beberapa kali kata ini terus muncul (dan agak ganggu) yang membuat saya memikirkan apakah kepengin itu memang merupakan kata baku sampai saya penasaran dan mengeceknya di KBBI online
kepingin/ke·pi·ngin/ adv cak :ingin
Tapi mungkin kepengin juga bisa digunakan dan belum terindeks di KKBI karena kata tersebut juga merupakan ragam tak baku dan saya yang kurang biasa dengan kata tersebut.
2. Saya sebenarnya agak kurang nyaman jika bahasa yang digunakan dalam sebuah buku adalah elo-gue (ini masalah selera sih). Untuk sebuah percakapan mungkin sapaan ini masih biasa, tapi jika seluruh narasi menggunakan elo-gue, saya serasa membaca diary atau sebuah postingan blog.
3. Peralihan narasi yang tidak terlalu mulus, membuat saya agak bingung ketika membaca chapter selanjutnya. Saya selalu bertanya chapter milik siapakah ini? karena tidak ada pembeda atau tanda pada kisah Ririn dan Kenzo. Saya tidak akan tau jika si gue ini tidak menyatakan girl atau men dalam narasinya.
4. Saya juga kurang nyaman dengan kata be*a yang bertaburan, pakaian dalam dan celana dalam yang harus ditulis jika si tokoh mengganti baju, mengepak barang, terkena hujan dan lainnya dan g-str*ng sebagai perumpamaan. Saya juga agak gimana membaca kata bin*l, saya lebih nyaman kalau kata tersebut diganti dengan centil atau ganjen (ini mungkin juga masalah selera).
5. Menurut saya dialog bagian Ririn dalam buku ini agak berisik dan Kenzo yang terlalu galau. Sampai ending buku ini saya tidak tau kenapa Kenzo putus dengan Bayu. Adegan Kenzo dan Bayu pertama kali bertemu di kandang macan juga membuat saya bertanya. Apakah (maaf) seseorang yang LBGT langsung mengetahui orang yang ditemui adalah LBGT juga? karena tidak ada penjelasan lebih lanjut awal hubungan Kenzo dan Bayu yang membuat saya berasumsi sendiri. Juga tidak dijelaskan bagimana istimewanya Bayu sehingga Kenzo susah move on.
6. Ririn dengan orang yang baru ditemuinya dan belum terlalu dikenal mau saja ketika diajak kemping berdua apalagi imbalan untuk lelaki tersebut adalah (baca sendiri ya :p). Adegan kempingnya juga agak terlalu ftv sih menurut saya #bilang aja sirik, lis :D
7. Ini murni pendapatku sendiri sih. saya tidak terlalu sreg jika penulis mendeskripsikan tokohnya mirip dengan inilah atau itulah. Penulis mendeskripsikan Arik dengan Eyes of Ryan Gosling. Voice of Benedict Cumbarbatch. Body of Siwon. Brain of Neil Gaiman. Arik ini tanpa cela banget menurut saya. Dilain waktu Arik juga dideskripsikan dengan orang yang cara menulisnya seperti Ernest Hemingway yang membuat saya double wow (gilaaaa.. dewa banget ini blogger). Saya juga agak gimana saat Kenzo membayangkan Hava yang nggak jauh dari kata "ganteng" dan ketika akhirnya kenzo melihat Hava, Kenzo merasa seperti menatap Patrick Dempsey yang berkulit lebih coklat dan membuat saya triple wow. Saya tidak bisa membayangkan Ryan Gosling karena saya lebih menyukai Jhonny Depp, saya tidak bisa :(
8. Arik yang mencium Hava di kantor (tepat dibibir) dan kejutan lamaran di kantor membuat saya berfikir, apakah hal semacam ini memang biasa terjadi? karena kalau dikantor saya melakukan hal tersebut bisa jadi saya akan mendapatkan SP dan untuk lamaran, ah entahlah mungkin karena disekitar saya tidak ada yang melakukan hal seperti itu.
9. #Nanyaserius. Jaman sekarang masih adakah yang memainkan mIRC?. Saya sempat membatin, "keren-keren pake macbook mainannya mIRC." Tapi ini mungkin karena ketidakupdaten saya. Saya juga bingung ketika Arik mengingat nama lengkap Ririn, padahal Ririn berkomentar menggunakan nama alias yang bukan nama aslinya, apakah Uname dapat menginformasikan identitas asli pemilik Uname? #pembacanyinyir.
10. Saya agak bingung dengan pekerjaan Kenzo. Di Viet Nam Kenzo bekerja di kedutaan dan ketika kembali ke Surabaya Kenzo menjadi manager Bank (apakah ini memang bisa ya?). Trus ketika Ario menanyakan Hava pada Kenzo hanya dari updetannya Hava (yang saya asumsikan adalah facebook), apakah Kenzo tidak tau salah satu mutual facebook friends mereka adalah Ario? kalau mutual friendsnya sahabat sendiri, jejaknya Hava akan lebih mudah dicari dong. Saya juga agak bingung dengan keikutsertaan Kenzo dalam paduan suara, sungguh saya banyak bingungnya membaca buku ini (mungkin saya dalam kondisi tidak prima).
11. Saya perhatikan penulis memulai judul disetiap chapter dengan The One and... mengingatkan saya dengan yang-namanya-tidak-boleh-disebut #ditimpuk (mungkin ini ciri khas penulis, lis) #abaikan komen nggak penting ini.
12. Dan buku ini nggak jauh-jauh dari stalker, membuat saya agak sedikit bergidik ngeri (paling seram saat Hava yang menjadi Stalkernya Kenzo). Di buku ini pun saya mendapatkan bukti bahwa dunia memang sempit. Bayangkan Hava adalah seniornya Kenzo, rekan kerja Arik, tinggal di Viet Nam dan sering mengikuti Kenzo
13. #Nanyaserius lagi. Saat Hava mengajak Kenzo dansa di hari pernikahannya Ririn, hal tersebut apakah dilakukan di depan tamu undangan atau di tempat yang hanya ada mereka berdua? karena sejauh saya membaca, tidak dijelaskan apakah orang tua Kenzo tau atau tidak, apakah mereka mendukung atau tidak terhadap pilihan hidup Kenzo?
14. Saya sebenarnya kepo sih sama blognya Silver Shadow setelah Ririn dan Arik pacaran #abaikan. Btw, di halaman 296 ada kesalahan letak yang agak ganggu.
Selain hal yang agak mengganjal menurut saya pribadi. Buku ini sangat quotable bagi pecinta quote. Dan untuk covernya, menurut saya agak terasa kurang, seharusnya ada Ririn yang ikut mejeng disitu #beneran ditimpuk.
Buku ini saya baca bareng dengan mak Put@Read.Review.Romance. Terima kasih mak karena setuju unutk baca bareng dan menjadi teman diskusi plus curhat colongan sampai lewat tengah malam. Ah kalau tanpa baca bareng mamak, aku mah apa atuh?
8. Arik yang mencium Hava di kantor (tepat dibibir) dan kejutan lamaran di kantor membuat saya berfikir, apakah hal semacam ini memang biasa terjadi? karena kalau dikantor saya melakukan hal tersebut bisa jadi saya akan mendapatkan SP dan untuk lamaran, ah entahlah mungkin karena disekitar saya tidak ada yang melakukan hal seperti itu.
9. #Nanyaserius. Jaman sekarang masih adakah yang memainkan mIRC?. Saya sempat membatin, "keren-keren pake macbook mainannya mIRC." Tapi ini mungkin karena ketidakupdaten saya. Saya juga bingung ketika Arik mengingat nama lengkap Ririn, padahal Ririn berkomentar menggunakan nama alias yang bukan nama aslinya, apakah Uname dapat menginformasikan identitas asli pemilik Uname? #pembacanyinyir.
10. Saya agak bingung dengan pekerjaan Kenzo. Di Viet Nam Kenzo bekerja di kedutaan dan ketika kembali ke Surabaya Kenzo menjadi manager Bank (apakah ini memang bisa ya?). Trus ketika Ario menanyakan Hava pada Kenzo hanya dari updetannya Hava (yang saya asumsikan adalah facebook), apakah Kenzo tidak tau salah satu mutual facebook friends mereka adalah Ario? kalau mutual friendsnya sahabat sendiri, jejaknya Hava akan lebih mudah dicari dong. Saya juga agak bingung dengan keikutsertaan Kenzo dalam paduan suara, sungguh saya banyak bingungnya membaca buku ini (mungkin saya dalam kondisi tidak prima).
11. Saya perhatikan penulis memulai judul disetiap chapter dengan The One and... mengingatkan saya dengan yang-namanya-tidak-boleh-disebut #ditimpuk (mungkin ini ciri khas penulis, lis) #abaikan komen nggak penting ini.
12. Dan buku ini nggak jauh-jauh dari stalker, membuat saya agak sedikit bergidik ngeri (paling seram saat Hava yang menjadi Stalkernya Kenzo). Di buku ini pun saya mendapatkan bukti bahwa dunia memang sempit. Bayangkan Hava adalah seniornya Kenzo, rekan kerja Arik, tinggal di Viet Nam dan sering mengikuti Kenzo
13. #Nanyaserius lagi. Saat Hava mengajak Kenzo dansa di hari pernikahannya Ririn, hal tersebut apakah dilakukan di depan tamu undangan atau di tempat yang hanya ada mereka berdua? karena sejauh saya membaca, tidak dijelaskan apakah orang tua Kenzo tau atau tidak, apakah mereka mendukung atau tidak terhadap pilihan hidup Kenzo?
14. Saya sebenarnya kepo sih sama blognya Silver Shadow setelah Ririn dan Arik pacaran #abaikan. Btw, di halaman 296 ada kesalahan letak yang agak ganggu.
Selain hal yang agak mengganjal menurut saya pribadi. Buku ini sangat quotable bagi pecinta quote. Dan untuk covernya, menurut saya agak terasa kurang, seharusnya ada Ririn yang ikut mejeng disitu #beneran ditimpuk.
Buku ini saya baca bareng dengan mak Put
wow, lengkap dan detail banget Lis reviewnya :)
BalasHapusPadahal ini curcol lo kak :D
HapusNgakak di bagian MIRC, itu chattingan jaman di internet rental jaman jeboottt hahaha...
BalasHapusWah, reviewnya luengkaappp sekaleee... Bravooo... 😃
Makanya karena mIRC itu udah lama banget masa boomingnya, aku agak bingung juga kenapa si Kenzo pake mIRC di Macbooknya, tapi pas iseng browsing katanya Mirc gak bisa dipakai di MAC, kalau IRC bisa *cmiiw :D
HapusWaah banyak bingungnya terus habis baca buku ini ga bengong Lis? :)
BalasHapusReviewnya lengkap banget (sayang ga ada emot jempol nih )
Bengong bingung sih bunda, mungkin karena aku nggak ngerti juga kali ya :D
HapusSetujuu banget sama curhatnya mbaa.. Karena saya juga merakan hal yg sama saat baca.. Hehehhe..
BalasHapusAh, ternyata bukan saya aja ya yang kebingungan... :D
HapusSaya makin penasaran sama buku ini setelah baca reviewmu yang detail. Pinjaman datanglah wahai pinjaman *ditabok
BalasHapusMau dipinjamin nggak mas Dion? :p
Hapus