Aku homesick, mendadak menyadari hal itu. Tapi yang kumaksud secara harfiah. Maksudku, berpikir tentang pulang ke rumah membuat tubuhku sakit sungguhan---mual dan pening, dan seolah aku tak bisa bernapas. Aku tak ingin pergi ke sana. Belum. Aku tak ingin kembali ke perasaan yang ditimbulkan oleh tempat itu.
***
Buku ini memiliki alur dan kisah yang menarik. Awalnya aku berpikir buku ini hanya tentang siapa yang telah membunuh Ella Mae, ibu tiri Gia Andrews. Ternyata buku ini bukan hanya berisi teka-teki pembunuhan tapi juga tentang rahasia-rahasia yang terkubur, keluarga, cinta dan kehidupan.
Buku ini dituturkan oleh Gia, anak dari Ray Andrews, terdakwa pembuhan atas kematian istrinya dan kilasan balik dari Ella Mae. Ray yang telah menghabiskan 16 tahun di penjara akan pulang ke rumah mereka karena kanker yang sudah stadium akhir dan memasuki masa-masa sekarat. Gia yang melarikan diri dari rumah dengan menjadi pekerja kemanusiaan di negara-negara yang mengalami bencana akhirnya pulang untuk merawat ayahnya karena Bo dan Lexi, sang kakak tak peduli lagi dengan Ayah mereka.
Kasus yang terjadi pada ayahnya menjadi skandal di kota kecil mereka dan selama bertahun-tahun, warga Tennese tidak melupakan apa yang terjadi pada Ella Mae. Awalnya Gia merasa risih harus kembali pulang dan berbaur dengan mereka, tapi pertemuan dengan seorang penulis buku dan juga profesor hukum, Jeffrey Levine yang menduga bahwa ayahnya tak bersalah, pembelaan Cal, pamannya yang merangkap pengacara ayahnya dianggap payah oleh Jeffrey dan menganggap bahwa kasus ayahnya adalah contoh klasik dari keadilan yang gagal membuat Gia bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi pada enam belas tahun yang lalu.
"Tapi aku tidak bisa menceritakan semua ini pada kakakku, karena nanti aku terpaksa memberitahunya tentang alibi Dean. Satu-satunya alasan Lexi ada di sini adalah karena perselingkuhan Ella Mae, yang sedikit meruntuhkan keyakinannya bahwa ayah kami benar-benar dan tidak diragukan lagi bersalah atas pembunuhan. Jika mencoret kemungkinan Dean terlibat dalam kematian Ella Mae, aku juga mencoret Lexi, dan kelihatannya Bo juga, dari rumah ini dan hari-hari terakhir dad. Dan meskipun kedengarannya egois, aku belum siap kehilangan salah satu dari mereka."
Aku agak geregetan membaca The Last Breath karena setiap bab yang aku baca bukannya memberi petunjuk malah menambah pertanyaan baru bagiku. Aku tak percaya dengan Ella Mae yang kelihatannya seperti istri setia, tapi mencari kesenangan baru dan bermain api dengan tetangganya sendiri. Tapi aku juga tidak sepenuhnya percaya dengan Ray Andrews, karena cinta yang terlalu dalam dapat membuat hilangnya akal sehat dan aku juga menaruh kecurigaan dengan Dean, tetangga mereka yang kelihatannya sangat memuja Ella Mae. Ketika aku menebak dan kelihatan kisah ini sudah memiliki titik terang (surat Ella Mae yang menceritakan hubungan terlarangnya yang membuatnya menyesal) penulis ternyata memberikan twist yang tak terduga dan aku hanya bisa bengong. Membaca buku ini membuatku teringat dengan perkataan Jeong Wo di innocent defandant, "jika ingin menang jangan percaya dengan terdakwa." Dan emang sih baca buku ini jangan langsung percaya dengan yang namanya korban.
Selain ayahnya, Gia bertemu dengan Jake pemilik bar di Tennese. Ah, aku suka dengan Jake yang tidak seperti warga Tennese lainnya yang suka menggosipkan kehidupan orang lain dan chemistry mereka itu kuat banget. Walau aku menganggap apa yang dilakukan Gia pada Jake saat mengetahui rahasia Jake itu enggak banget.
''Kau bukan pembawa sial. Apa yang terjadi enam belas tahun lalu pada keluargamu memang tragis, tapi itu tak menjadikanmu pembawa sial. Itu tidak ada hubungannya sama sekali denganmu."
Setiap perkataan dan perbuatan yang dilakukan Jake itu bikin melting, apalagi saat Jake diam-diam mengecat kembali pagar rumah Gia yang dicoret dengan kata-kata makian oleh para unjuk rasa. Pantas saja Gia merasa Jake seperti rumahnya. Aku juga menyukai interaksi Gia dan sang kakak yang drama queen, walau kadang menyebalkan tapi mereka saling menyayangi dengan caranya sendiri.
Buku ini memberikan pelajaran tentang memaafkan, berdamai dengan masa lalu, berani menjalani hidup, tidak melarikan diri dari kenyataan, tidak mempermainkan sebuah hubungan dan bagaimana desas desus ataupun gosip dapat menghancurkan orang lain. Terkadang kita membuat asumsi berdasarkan hal-hal yang kita yakini benar tanpa repot-repot memeriksa kebenarannya.
Favorit line :
Jake berkata kami tidak bisa mengubah masa lalu kami, dan dia juga benar soal itu. Berusaha untuk mengubah apa yang terjadi dengan ayahku dan Ella Mae, dengan Dean dan Cal, dengan aku dan Jake, sama seperti berusaha menjejalkan bunga-bunga musim semi kembali kedalam tanah... mustahil.
Yang terpenting adalah apa yang terjadi selanjutnya. Apakah kami menghabiskan sisa-sisa hari kami mengejar bencana orang lain, penuh dengan kebencian dan dendam? Apakah kami menaruh apa yang terjadi di dalam kotak dan menyimpannya di sudut lemari, menolak untuk memaafkan atau paling tidak, pura-pura lupa? Atau apakah kami entah bagaimana belajar menyesuaikan diri dan berdamai?
Buatku, aku memilih yang terakhir. Aku berencana untuk mengikuti nasihat Jake dan memikirkan caranya untuk tidak membiarkan masa lalu mempengaruhi masa depanku. Aku berencana untuk menulis akhir kisahku sendiri yang bahagia.
Oya, ternyata buku ini juga sudah diterjemahkan oleh Elex pada tahun 2015 dan aku lebih menyukai kaver yang digunakan Elex.
Sepertinya cerita yang menarik :) Model-model Jodi Piccoult gitu ya...
BalasHapus