Selasa, 12 Januari 2021

Matinya Burung-Burung

Saat ngescroll timeline di twitter aku menemukan potongan chapter yang menarik dari sebuah buku yang berkaitan dengan trending topik saat itu. Langsung saja aku mencari info tentang buku yang akhirnya aku tau berjudul Matinya Burung-Burung dan pas cek di Google play book, ebooknya sedang diskon. Segera dibeli tanpa mikir dua kali #pecintadiskon.

Seperti judulnya buku ini memang terdiri dari cerita-cerita pendek, bahkan beberapa sangat pendek yang nggak masalah dibaca dari chapter mana saja dan kapan saja. Buku ini ditulis oleh Pengarang-pengarang yang berasal dari Amerika Latin dan cocok dibaca saat kita belum bisa pergi atau liburan, tapi kita sudah berkeliling dan mendapatkan gambaran tentang keragaman bentuk atau tema dalam cerita sangat pendek Amerika Latin.

Buku ini terdiri dari 61 cerita pendek yang ditulis 33 pengarang, berikut beberapa cerita pendek favoritku :

1. Imsomnia

Pukul enam pagi ia mengisi revolver dan meledakkan kepalanya sendiri. Lelaki itu mati tapi masih juga belum bisa tidur. Imsomnia sungguh-sungguh hal yang merongrong.

 

2. Pria Muda yang Ditakdirkan Menjadi Kakekku.

Akhirnya, ia memutilasi diri sedemikian rupa sampai akhirnya ia mengubah takdir hidupnya: mereka tidak memberangkatkannya ke medan perang, tapi ia juga tidak bisa menjadi kakekku.

 

3. Gairah di Padang Pasir

"Ya Allah!" serunya, "Katakan ini bukan fatamorgana!"

"Bukan," ujar perempuan itu sambil tersenyum, "Kaulah yang fatamorgana."

Dan dalam sekedipan matanya, lelaki itupun lenyap.

  

4. Dialog tentang Dialog 

... Aku mengajukan usul kepada Macedonio agar kami bunuh diri, agar bisa terus berdiskusi tanpa semua gangguan itu.

.... Terus terang saja, aku tak ingat apakah malam itu kami bunuh diri atau tidak.

 

5. Tuhan Para Lalat

Dan untuk semuanya, saat para lalat mati, Dia mengangkat mereka ke surga. Surga adalah onggokan daging busuk, bacin dan tengik, yang bisa dimamah oleh arwah lalat sampai selama-lamanya tanpa pernah habis, dan bahwa kotoran surgawi itu akan terus menerus terbarui dan terlahir kembali di bawah kerumunan lalat. Hanya untuk lalat-lalat baik. Sebab ada juga lalat-lalat jahat, dan bagi mereka tersedia neraka. Neraka bagi lalat-lalat yang kena azab adalah tempat tanpa tinja, tanpa sampah, tanpa limbah, tanpa bau, tanpa apa pun, tempat yang mengilap bercahaya saking bersihnya dan dipendari sinar putih cemerlang; dengan kata lain, tempat yang sungguh najis.


6. Buket Biru

"Pacarku ngidam. Ia ingin sebuket mata biru. Dan di sekitar sini susah dapatnya."


7. Rute

Seorang penumpang ke pramugari:

"Nona, kenapa pesawatnya tidak bergerak lagi?"

"Perjalanan kita sudah selesai, Pak, kita tidak sampai ke tujuan."


8. Pikun 

Malam tiba. Bunyi lonceng gereja di kejauhan membuatnya ingat. Ia telah lupa kematiannya sendiri.

 

9. Minimus 3

Segalanya bergerak. Tak ada yang diam karena itu bertentangan dengan hakikat alam semesta, kata sang filsuf sambil meringkuk nyaman di sofa favoritnya.

 

10.  Khawatir

"Jangan khawatir. Semua akan berjalan lancar," kata petugas eksekusi.

"Justru itu yang kukhawatirkan," balas si terpidana mati.


11. Bersambung

"Kami datang menjemput, ini sudah waktunya."

Mereka akan menggantungnya. terpidana mati itu bangkit dari ranjang, dan sebelum pergi, dengan hati-hati melipat sudut halaman tempat bacanya terputus.


12. Peti

"Itulah rantai jahanam yang memberati kami, Pak: kebodohan, kemiskinan... Hari pada akhirnya kami mengibas sampai putus..."

"Diam! Berani kau ya dengan pihak berwenang! Sekretaris, masukkan semua tadi balik ke dalam peti dan tulis sekarang juga surat penahanan ke hakim."

"Dakwaannya, Pak Komandan?"

"Perbuatan makar. Kau tidak dengar ya tadi?"


13. Asefalus

Yang belum ada cuma pendengaran, dan persis pada saat itulah ia mendengar, dan rasanya ibarat kenangan, sebab yang ia dengar adalah kata-kata pendeta penjara, kata-kata yang sendirinya memberi penghiburan dan pengharapan, sangat indah malah, tapi sayangnya, terasa sudah pernah dipakai, diucapkan berulang kali, basi karena kelewat sering disampaikan lagi dan lagi.


Sebenarnya masih ada beberapa cerita lagi yang merupakan favoritku, beberapa cerita lain membuatku harus membaca berulang kali agar paham. Ada juga yang membuatku tertawa dan terkadang cerita-cerita lain yang penuh kritik dan kontradiksi.

Cerita Salju awalnya membuatku bingung dengan akhir yang gantung dan benar saja, ternyata ada kesalahan cetak yang menurut penyusunnya cukup fatal karena terpotong tak selesai. Untuk koreksi dan cerita fullnya dapat dibaca di sini.



1 komentar:

Review Buku di purplebookish.com merupakan pendapat pribadi yang berdasarkan penilaian subjektif terhadap buku yang saya baca. Begitu pula dengan postingan non review yang juga bersifat opini pribadi.

Purplebookish.com tidak memaksakan pembaca untuk setuju dengan semua tulisan yang dipublish. Jika ada yang ingin disampaikan atau berpendapat lain sila menulis di kolom komentar dengan bahasa yang sopan :)

P.s Saya akan menghapus komentar yang tidak berkaitan dengan postingan blog dan spam.

Mohon untuk tidak menyadur/mengcopy sebagian atau seluruh isi blog tanpa ijin :)

Terima Kasih :)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...